Open Doors: Singapore
Sebuah insiden di sekolah sang putri membuat Serene menyadari bahwa ia telah memperlakukan pekerja rumah tangganya dengan kasar.
Sebuah Harapan: An IOM X PSA
Para pengguna jasa di Indonesia menciptakan rumah yang nyaman bagi pekerja rumah tangga melalui komunikasi yang baik dan rasa saling menghormati.
Open Doors: Thailand
Krit yangbaru saja menjadi duda dengan dua anak dan memiliki pekerjaan yang sibuk, mendahulukan kebutuhannya daripada Pekerja Rumah Tangganya yang akhirnya menyebabkan kekacauan.
Pekerja Rumah Tangga bekerja di rumah pribadi untuk memberikan jasa, seperti membersihkan, mencuci, berbelanja, memasak dan mengurus anak serta orang tua.
Lapangan kerja sebagai pekerja rumah tangga merupakan salah satu peluang utama bagi perempuan yang bermigrasi di Asia Pasifik.
Secara global, 1 dari 25 perempuan yang berpenghasilan, dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga.
Diperkirakan sekitar 1,9 juta pekerja rumah tangga di Asia Pasifik mengalami eksploitasi.
Pekerja Rumah Tangga yang pernah mengalami eksploitasi melaporkan bahwa mereka dipaksa bekerja dengan jam kerja yang berlebihan, seperti 20 jam sehari, tanpa ada hari libur setiap minggunya.
Pekerja Rumah Tangga migran seringkali dipaksa untuk bekerja selama satu tahun atau lebih guna membayar utang yang muncul untuk membiayai perjalanan dan/atau rekrutmen.
Pekerja rumah tangga yang mengalami eksploitasi juga melaporkan bahwa mereka mendapat bayaran yang rendah atau tidak sama sekali, kekurangan makanan dan air, mengalami kekerasan seksual dan perkosaan.
Keuntungan lebih dari US$6,3 miliar dihasilkan secara ilegal setiap tahunnya dari eksploitasi pekerja rumah tangga di Asia Pasifik.
Keuntungan ilegal dari eksploitasi pekerja rumah tangga menunjukkan bahwa sejumlah US$3.300 ditahan dari setiap pekerja rumah tangga yang dieksploitasi setiap tahunnya.
Banyak pengguna jasa/pengguna jasa yang menambah paspor/dokumen imigrasi untuk diamankan dan/atau memastikan bahwa pekerja rumah tangga mereka tidak akan kabur.
Connect With